Semoga keselamatan, kesejahteraan melimpah kepada kita semua. Semoga rahmat dan hidayah Allah tercurah kepada kita. Kita semua selalu dalam nikmat iman dalam petunjuk dan jalan yang diridhoiNya.

DAKWAH YG MENYEJUKAN

"Serulah (manusia) kepada jalan
Tuhan-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara
yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah
yang lebih mengetahui orang-
orang yang mendapat petunjuk".
(QS. An-Nahl [16]: 125).
Sebagai seorang muslim,
sudah menjadi suatu kewajiban
bagi kita untuk menyayangi
setiap manusia. Lantas mengapa
masih saja ada di antara kita
yang tetap berada di masjid-
masjid sedangkan orang lain
membinasakan dirinya? Padahal
makna dari cinta dan kasih
sayang adalah tidak memilih
siapa dan di mana tempatnya.
Mengapa kita tinggal diam
sedangkan kedurhakaan
merajalela dan menyebar ke
mana-mana seperti wabah.
Tidakkah kita merasa takut bila
pengaruhnya akan menimpa diri
kita sendiri dan akan
mengantarkan kita kepada azab
Allah yang sungguh perih di
neraka?
Sesungguhnya telah
datang waktunya bagi kita untuk
menggunakan metode dakwah
yang dipakai oleh Rasulullah,
yakni dakwah yang
menyejukkan. Rasulullah
bersabda:"Sampaikanlah dariku
sekalipun hanya satu ayat." (HR.
Bukhari, Ahmad Tirmidzi dan
lain-lainya). Jadi jelas, anjuran
kepada sebuah kebaikan seperti
halnya dakwah adalah wajib
karena akan membawa kepada
kebahagiaan bagi orang yang
berdakwah dan keselamatan
bagi orang yang
mendengarkannya.
Memang benar, Rasulullah
SAW telah meraih keberhasilan
luar biasa yang belum pernah
terjadi hal yang semisal
dengannya dalam sejarah
manusia, karena Beliau memiliki
akhlak dan kesabaran yang
agung dalam berdakwah.
Bahkan musuh yang datang
kepadanya, berbalik menjadi
teman. Begitulah keutamaan
dakwah yang menyejukkan dan
telah dicontohkan oleh Baginda
Rasulullah kepada kita. Jadi
mengapa kita yang mengaku
umatnya tidak menirukan hal
yang serupa dengan Beliau?
Allah SWT mencela orang
yang menyembunyikan ilmu dan
orang yang mengingkari
kebaikan yang telah diberikan
oleh Allah kepadanya, padahal
seharusnya ia serukan juga
kepada orang lain. Untuk itu
Allah berfirman dalam surat Al-
Baqarah [2] ayat 159-160 yang
artinya: "Sesungguhnya orang-
orang yang menyembunyikan
apa yang telah Kami turunkan
berupa keterangan-keterangan
(yang jelas) dan petunjuk, setelah
Kami menerangkannya kepada
manusia dalam Al Kitab, mereka
itu di laknati Allah dan di laknati
(pula) oleh semua (makhluk)
yang dapat melaknati, kecuali
mereka yang telah taubat dan
mengadakan perbaikan dan
menerangkan (kebenaran), maka
terhadap mereka itulah Aku
menerima taubatnya dan Akulah
Yang Maha Menerima taubat lagi
Maha Penyayang."
Dakwah adalah sebuah
metode yang pas untuk
menyampaikan wahyu Illahi.
Pertanyaannya, bagaimana
metode dakwah itu
disampaikan? Pada kondisi dan
tempat yang bagaimana
sebaiknya untuk berdakwah?
Ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan dan dihindari
dalam rangka mencapai dakwah
yang menyejukkan: Pertama,
sebagian da`i ada yang
menuding para pelaku
kemaksiatan dengan menyebut
nama-nama mereka secara
terang-terangan atau mengecam
mereka dan tak jarang dengan
caci maki di hadapan orang
banyak seraya membeberkan
maksiat yang mereka lakukan. Ini
jelas salah dan untuk itu Imam
Syafi`i mengatakan:
"Kemukakanlah nasihatmu
kepadaku dengan empat mata,
jangan mengemukakannya
kepadaku di hadapan orang
banyak, sesungguhnya nasihat di
hadapan orang banyak sama
dengan melecehkan harga diri.
Aku tidak mau mendengarnya.
Jika engkau menentangku dan
tidak mau menuruti saranku
maka janganlah terkejut bila
nasihatmu tidak ditaati." Dalam
hal ini, kita harus sadar bahwa
yang berhak mencaci dan
melaknat manusia adalah Allah
semata Yang Maha Sempurna.
Tidak ada seorang pun manusia
yang berhak mencaci dan
melaknat manusia lain.
Kedua, banyak da`i
menyampaikan dakwah hanya di
masjid saja, sedangkan kita
ketahui bahwa orang-orang
yang datang ke masjid adalah
orang-orang yang, meskipun
dengan kadar kesadaran dan
niatnya masing-masing,
sebelumnya pasti sedikit banyak
telah mengetahui kebenaran.
Sedangkan saudara-saudara kita
yang jauh dari ibadah dan
tempat beribadah kepada Allah
(di tempat-tempat maksiat), tidak
tergubriskan oleh mereka (para
da`i). Sedangkan mereka
mungkin tidak tau apa-apa, atau
paling tidak, sulit mendapatkan
akses dakwah. Bahkan tidak
sedikit pula para da'i yang tidak
sudi untuk mendekati tempat-
tempat itu dengan berbagai
macam alasan. Padahal kita
ketahui bahwa tempat-tempat
semacam itu jelas bisa
mendatangkan dosa bagi
mereka. Dan kita berkewajiban
untuk mengajak mereka kepada
kebenaran, setelah itu barulah
kita serahkan lagi kepada
mereka untuk mengambil
keputusan.
Ketiga, tidak adanya
kesabaran kita dalam
menyampaikan kebenaran
kepada orang yang berhak
menerimanya. Kita sering
berharap ketika berdakwah
maka orang yang mendengarkan
langsung menerimanya. Jika
tidak, maka setelahnya kita akan
pergi meninggalkannya begitu
saja serta tidak ada kegigihan
dalam bersikap dan berusaha.
Padahal Rasulullah saja tidak
dengan serta merta bisa
langsung diterima oleh bangsa
Arab waktu itu. Beliau melakukan
dakwah dengan cara bertahap.
Keempat, bahwa sebagian
watak da`i ada yang tidak dapat
menyampaikan kebajikan secara
benar, sehingga kebajikan yang
disampaikan terkesan kasar lagi
keras sehingga tidak dapat
diterima oleh orang lain. Allah
berfirman: "Sekiranya kamu
bersikap keras lagi berhati kasar,
tentulah mereka menjauhi diri
dari sekelilingmu….(QS. Ali-Imran
[3]:159).
"Siapakah yang lebih baik
perkataannya daripada orang
yang menyeru kepada Allah…..,
(QS. Fushshilat [41]: 33).
Kelembutan dan kasih sayang
sebagai senjata dan kesabaran
sebagai kendaraannya adalah
metode yang sangat ampouh
dalam berdakwah, sebagaimana
digunakan oleh Rasulullah SAW
dan para Nabi terdahulu. Sikap
lembut dalam menyampaikan
kebenaran lagi diutarakan
dengan kasih sayang, bukan
dengan menuding orang-orang
yang melakukan kedurhakaan,
dan tanpa memilih dimana
tempatnya, merupakan salah
satu faktor meresapnya hidayah
ke dalam hati. Hanya dengan cara
inilah, manusia dapat dibawa ke
jalan kebaikan. "Sesungguhnya
Allah Maha Lembut lagi menyukai
kelembutan dalam semua
urusan" (HR. Bukhari, Muslim,
Ahmad, dan lain-lainnya).
Orang yang bijak adalah
orang yang menyampaikan
sebuah kebenaran dengan
lemah-lembut dan penuh rasa
kasih sayang. Sadarkah kita
bahwa sesungguhnya kita
kurang memiliki kebijakan.
Sesungguhnya kita kurang
memiliki belas kasih.
Sesungguhnya kita kurang
memiliki cara dan taktik. Kita
hanya memusatkan perhatian
kita pada masjid-masjid dan
meningggalkan tempat-tempat
lain. Kalau ahli masjid semuanya
dalam keadaan siap, tentu
mereka datang untuk
menunaikan shalat. Mereka
adalah orang-orang yang
istiqamah, ahli ibadah, lagi benar
melakukan ruku` dan sujud. Akan
tetapi, saudara-saudara kita,
kerabat kita, anak-anak kita,
tetangga kita, dan teman-teman
kita yang ada di luar masjid,
terlebih tempat-tempat hiburan
(maksiat), maka siapakah yang
akan menunjuki mereka ke jalan
Allah yang lurus? Mari kita
berdoa jangan sampai seseorang
diantara kita lalai terhadap ayat-
ayat Alqur`an karena resikonya
sangat besar bagi diri kita
sendiri dan tentunya orang lain
di akhirat nanti. Jadi mari dari
sekarang kita mengevaluasi dan
memperbaikinya.
Ya Allah sesungguhnya
kami telah berserah diri, beriman
dan membenarkannya. Maka dari
itu ya Allah, bukalah untuk kami
pintu perkenan-Mu. Tolonglah
kami dengan hidayah dan
inayah, berilah kami dengan
karunia dan kenikmatan serta
anugerah dalam pemberian-Mu,
kembalikanlah yang hilang dari
tangan kaum muslim selama ini.
Ya Allah, berilah kami petunjuk ke
jalan-Mu yang lurus dan
teguhkanlah kami pada
kebenaran sampai kami bersua
dengan-Mu di yaumil akhir nanti.
Segala puji bagi Allah
Tuhan Yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang, dan semoga
shalawat beserta salam
tercurahkan sebanyak-
banyaknya kepada Baginda Nabi
Muhammad SAW, keluarga, para
sahabat, para mujahid dan para
alim ulama.
Wallahu a`lam
bishshowwab.

Tidak ada komentar: